Thursday, January 28, 2010

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Setelah sekian lama pikiran untuk mulai menulis kembali di blog ini berlalu lalang di kepala saya, akhirnya sekarang semangat itu telah bulat terkumpul. Perasaan lega memenuhi seluruh raga ini karena sejujurnya saya merasa bersalah telah menelantarkan blog ini untuk waktu yang cukup lama. Semoga saja saya tidak lupa dengan password blog saya satu-satunya ini (hehehe kebiasaan..!!).

Mengapa saya memilih angka 24 untuk dijadikan judul tulisan saya kali ini? Sederhana saja, karena film seri 24 yang dibintangi oleh Kiefer Sutherland itu merupakan salah satu film seri favorit saya (tentu saja setelah Supernatural, House, Friday Night Lights, all kind of CSI dan Monk). Petualangan seorang Jack Bauer yang selalu mendedikasikan hidupnya demi keamanan negaranya benar-benar dapat membius saya setiap saat. Berbagai macam pilihan yang harus dibuatnya merupakan keputusan-keputusan sulit yang harus diambil pada saat-saat genting. Class!! Jadi, tulisan kali ini akan membicarakan tentang sebuah film seri lawas di Amerika Serikat sana? Tentu saja tidak, hehe pembahasan proyeknya abang Kiefer ini hanyalah sebuah prolog.


Hal yang ingin saya tulis kali ini memang terkait angka 24, karena faktanya kemarin saya baru saja merayakan dirgahayu diri saya sendiri yang ke 24. Sayangnya belum banyak perubahan yang terjadi pada diri saya ini. Bahkan dengan sedih dan berat hati harus saya akui, bahwa akhir-akhir ini, kehidupan saya menjadi sangat tidak produktif. Sangat jarang saya berbaik hati mengajak otak kecil dan sel-sel kelabu saya untuk berpikir dan berdiskusi. Apa yang saya lalui sejak resmi menjadi seorang sarjana hukum, frankly to say, hanya bersenang-senang dan bermalas-malas ria di rumah bersama dengan teman-teman dan setumpuk dvd bajakan yang sengaja saya beli untuk memanjakan mata. Jadi harus diakui, saya ga terlalu bangga dengan hari ulang tahun saya ini. Begitu banyak impian yang sudah saya canangkan setelah menjadi sarjana, berterbangan di depan mata tanpa berusaha untuk saya gapai satu persatu. Begitu banyak harapan dari orang-orang terdekat agar saya menjadi pribadi yang lebih baik setelah lulus kuliah, hanya menjadi ungkapan belaka, tanpa ada satu tindakan konkret untuk memenuhi seluruh ekspektasi itu.

Ulang tahun saya kali ini kurang lebih telah menyadarkan saya, bahwa saya telah membuang banyak sekali waktu berharga dalam hidup hanya untuk bermalas-malasan. Kurang lebih 6 bulan waktu yang terbuang percuma dalam hidup saya demi memanjakan dan seolah-olah terus merasakan salah satu sisi dalam diri saya sendiri, yaitu kepuasan. Saya menyadari bahwa ini lah waktu yang tepat untuk bangun, untuk menata hidup saya, untuk kembali menjadi seorang Andy Pratomo yang gemar memanjakan sel-sel kelabu di kepala dengan membaca, berdiskusi dan bekerja. Mungkin saya memang tidak selalu dapat belajar dari kesalahan masa lalu saya untuk membuang jauh-jauh rasa malas, tapi saya percaya bahwa saat ini belum lah terlambat untuk kembali mengumpulkan dan menyusun puzzle dalam diri saya yang sempat bertebaran dan saya hiraukan selama 6 bulan.


Hari ini saya mencoba untuk mengintrospeksi diri. Telah 24 tahun saya menjalani hidup yang sangat berharga. Jika ingin kembali melihat ke belakang, maka sudah seharusnya saya mengambil pelajaran atas semua yang telah terjadi dalam hidup ini. Cerminan keberhasilan masa lalu menurut saya bukan untuk dikenang dalam kepuasan, namun untuk diingat agar dapat menjadi acuan dan dorongan kepada diri saya sendiri bahwa di masa lalu saya selalu berusaha untuk mencapai tujuan hidup saya tanpa kenal kata menyerah. Jadi tidak ada cerita yang membenarkan saya untuk menyerah dan pasrah pada keadaan saya saat ini. Saya harus menjadi contoh bagi adik saya tercinta dan teman-teman saya untuk kemudian menjadi kebanggaan bagi keluarga dan sahabat-sahabat saya. Memang ini bukanlah hal yang mudah. Dibutuhkan sebuah semangat dan niat yang sangat kuat untuk mewujudkan impian-impian saya dan saya berjanji akan merintis jalan menuju semua impian saya mulai saat ini.

Setelah menjalani 24 tahun dalam hidup saya ini, saya merasa bahwa saya harus lebih bisa memahami arti dalam hidup. Sebagai contoh kecil misalnya, sebuah ungkapan seperti “hidup ini adalah perjuangan” mungkin sudah sering terdengar dan terkesan klise, namun sejujurnya kalimat itu lah yang harus selalu kita tanam di kepala kita masing-masing dan mulai memahami maksud dari kalimat itu lebih dalam. Jangan pernah berpikir bahwa Tuhan tidak adil ketika kita melihat seorang teman yang selalu mendapatkan apa yang ia mau tanpa perlu berjuang susah payah sedangkan kita harus bertarung untuk meraihnya, karena perlu diingat bahwa Tuhan tidak memberikan apa yang hamba-Nya inginkan, tetapi Tuhan selalu memberikan apa yang hamba-Nya butuhkan untuk meraih apa yang hamba-Nya inginkan. Apabila kita sedang dikelilingi dengan berbagai macam masalah, itu mungkin salah satu cara-Nya untuk membentuk pribadi kita agar menjadi semakin kuat dan tabah untuk bekal di kemudian hari. Kita tidak boleh lari dari masalah-masalah tersebut, sebaliknya harus selalu berusaha untuk menyelesaikan masalah-masalah itu dan kembali berjalan ke depan. Karena menjalani hidup tanpa mengerti arti dari hidup itu sendiri sama seperti hal nya dengan berjalan-jalan di dalam sebuah perpustakaan besar tanpa menyentuh buku-bukunya.

Saya sempat mengeluh tentang hidup saya selepas kuliah yang ternyata tidak berjalan mulus seperti yang saya impikan. Namun pada akhirnya saya menyadari bahwa selalu ada makna di balik semua yang telah terjadi dalam hidup. Jangan terlalu banyak mengeluh, selalu tumbuhkan kepercayaan bahwa diri kita mampu untuk melewati itu semua. Jangan menyerah dan meratapi kegagalan karena seperti kata ibunda saya tercinta yang tidak pernah bosan meletakkan harapan di pundak saya, seorang nahkoda yang hebat tidak pernah menyalahkan angin dan gelombang, tetapi tetap fokus pada mengendalikan layar untuk sampai ke pelabuhan berikutnya. Dan tentu saja, atas dasar hal-hal di atas, saya sama sekali tidak mempunyai alasan untuk kembali bermalas-malasan dan pasrah menjalani hidup. Saya sama sekali tidak mempunyai alasan untuk tidak meraih mimpi-mimpi yang telah saya tanamkan dalam kepala saya. Walaupun untuk menjadi sebuah pribadi yang lebih baik dibutuhkan usaha yang tidak sedikit, tapi saya percaya bahwa saya tidak akan menyerah demi itu semua.

Selamat ulang tahun Andy Pratomo. Semoga di tahun ini, diri saya dapat terus berusaha menjadi lebih baik dan mulai meniti karir untuk menyongsong masa depan dan mimpi-mimpi saya. Dengan mengutip kata-kata dari pesepakbola idola saya, “hanya pecundang saja yang tidak berani bermipi”, maka saya tegaskan bahwa kita, khususnya diri saya sendiri, tidak boleh menjadi pecundang dalam hidup ini. Saya juga akan menambahkan bahwa kita juga tidak boleh menjadi seorang yang menyerupai pecundang, yang hanya berani bermimpi tanpa mempunyai keberanian untuk mengambil tindakan-tindakan demi mewujudkan mimpi kita semua.



On this blessing day, I will give much love from me to my family and all my friends. Thanks for all of your wishes. I really appreciate and grateful for having you in my precious life.
Wish me luck!!


Wassalamu’alaikum Wr. Wb.